Pythagoras
(580 - 475 SM)
Pencetus sekaligus penguasa nisbah dan segitiga dialah Phytagoras, ilmuwan ini terkenal akan jasanya dibidang matematika, khususnya pada Rumus Segitiga. Beliau menciptakan rumus phytagoras yang kemudian sangat sering digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah, berikut kami uraikan profil tentang beliau.
“Apabila bilangan mengatur alam semesta, Bilangan adalah kuasa yang diberikan kepada kita guna mendapatkan mahkota, untuk itu kita menguasai bilangan. If “Number rules the universe, Number is me"
PHYTAGORAS.
Teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan
dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku.
Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM, Pythagoras.
Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini
meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh
matematikawan India (dalam
SulbasutraBaudhayana dan Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh
sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama
membuktikan kebenaran universal dari teorema ini
melalui pembuktian matematis.[1]Ada dua
bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan tertua mengenai teorema
Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou Pei Suan Ching (sekitar 500-200 SM), satunya
lagi dalam buku Elemen
Euklides.
Semasa kecil,
Pythagoras pernah menyusun kerikil dalam bentuk segi-tiga dengan jumlah kerikil
yang berbeda namun berurutan:
1 = 1
1 + 2 = 3
1 + 2 + 3 = 6
1 + 2 + 3 + 4 = 10
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Dengan menjumlah 2 angka yang bersebelahan akan ditemukan hasil suatu bilangan
yang dikuadratkan:
1 + 3 = 4 (2 x 2)
3 + 6 = 9 (3 x 3)
6 + 10 = 16 (4 x 4)
10 + 15 = 25 (5 x 5)
“Mainan” ini ternyata memicu terjadinya rumus Pythagoras yang terkenal:
a² + b² = c². Seorang guru memberi tebakan “mainan” ini kepada Galileo sehingga
akhirnya Galileo tertarik untuk menekuni matematika, sebagai alat untuk
menjelaskan alam semesta (kosmologi).
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
Teorema
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur sangkar ungu.
Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya.
Menggunakan aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:
Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjanga dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a2 + b2 = c2.
Bukti menggunakan segitiga sama
Dari gambar . Dan dengan mengganti persamaan (1) dan (2):
Mengalikan untuk c:
Sejarah phytagoras